This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Forwarding IP Public ke IP Local Dengan Fitur NAT di Mikrotik

Agar Server bisa diakses dari internet, set fowarding di router mikrotik dengan fitur firewall NAT. Fowarding ini akan membalokkan traffic yang menuju ke IP publik yang terpasang di router menuju ke IP lokal server. Dengan begitu, seolah-olah client dari internet berkomunikasi dengan server meminjam IP public router mikrotik.

Langkah-langkah dalam pengaturan forwarding :
  • Anda masuk ke dalam Menu Ip, lalu ke Firewall.
  • Kemudian, klik tombol +.
  • Pada pilihan Chain diisi dstnat.
  • Pada pilihan Dst Address diisi Ip Public yang akan diarahkan ke server. 
  • Pada pilihan Protocol diisi dengan 6(tcp).


    • Kemudian Anda klik menu Action.
    • Pada pilihan Action di isi dst-nat.
    • Pada pilihan To Addresses di isi 10.0.11.2


    • Setelah Anda menyimpan konfigurasi diatas, maka akan muncul pada halaman menu NAT.
    • Berikan komentar kepada konfigurasi yang telh Anda buat tadi agar tidak lupa. Misalnya "NAT IP LOCAL KE IP PUBLIC".


    • Cek dengan memanggil ip public maka akan langsung redirek ke ip local.

    Sumber : http://rizkalaela.blogspot.co.id/2016/01/forwarding-ip-local-ke-ip-public-dengan.html

    Manajemen Bandwidth Menggunakan Simple Queue

    Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 
    Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue. 

    Limitasi Bandwidth Sederhana
    Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client.
    Contoh : 
    Kita akan melakukan limitasi maksimal upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa :
    • Single IP (192.168.10.2) 
    • Network IP (192.168.10.0/24) 
    • Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.
    Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).
     
    Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia. 
    network diagram
    Metode Pembagian Bandwidth Share 
    Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi Bertingkat  bisa anda baca pada artikel Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik 
    Contoh : 
    Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client. 
    Konsep: 

    1. Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
    2. Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
    3. Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.
    Topologi Jaringan 
    Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit. 
    Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue. 
    Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya. 

    Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address. 

     
    Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client. 
    Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat 
    Kondisi 1 
    Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit. 

    Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit. 
    Kondisi 2 
    Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth. 
    Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client. 
    Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps 
    Kondisi 3 
    Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.
    Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.
    Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.
    Contoh : 
    Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).
     

    Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia. 

     

    Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps


    Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share. 
    Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth. 
     
     
    Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi Staff
    network diagram
    Bypass Traffic Lokal
    Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.
    Contoh :
    • IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
    • IP LAN 2 : 192.168.11.0/24
    Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0). 
    Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet. 

    Sumber : http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=53id=53

    Forwarding Dengan Fitur NAT

    Ada kalanya server yang ada di jaringan kita perlu bisa diakses dari jaringan publik. Misalnya karena ada karyawan yang bersifat mobile dan harus bisa mengakses data yang ada di server tersebut. Yang kita butuhkan adalah IP publik. Ip publik statis lebih direkomandasikan. Kita bisa saja langsung memasang ip publik ke server kita, maka server tersebut sudah bisa diakses dari internet. Masalahnya adalah bagaimana jika kita hanya memiliki satu ip publik, bagaimana dengan komputer lain yang juga harus terkoneksi dengan internet. Bagaimana juga dengan management keamanan untuk traffic yang menuju ke Server tersebut ?.
    Pada mikrotik, kebutuhan tersebut bisa diatasi dengan cara port forwading menggunakan fitur NAT. Agar bandiwidth bisa di manage dan firewall filtering bisa dilakukan, kita tempatkan server dibawah router mikrotik. Artinya, server berada di jaringan lokal, contoh topologi : 
     
    Agar Server bisa diakses dari internet, set fowarding di router mikrotik dengan fitur firewall NAT. Fowarding ini akan membalokkan traffic yang menuju ke IP publik yang terpasang di router menuju ke IP lokal server. Dengan begitu, seolah-olah client dari internet berkomunikasi dengan server meminjam IP public router mikrotik. Langkah pembuatan rule, masuk ke menu IP --> Firewall --> klik tab "NAT", tambahkan rule baru dengan menekan tombol "add" atau tanda "+" berwarna merah. 
     
    Sekedar tips, jika tidak yakin dengan port dan protokol yang digunakan oleh server, bisa di kosongkan terlebih dahulu. Dengan begitu, semua traffic akan difoward ke server. Jika NAT sudah berhasil, baru kemudian kita tentukan protokol dan port yang harus di foward ke server. Dengan konfigurasi diatas, rule fowarding sudah selesai. Akan tetapi jika kita memiliki lebih dari satu ip public, kita butuh satu rule lagi. Rule yang difungsikan untuk mengarahkan traffic respon dari server ke jalur yang sama dengan traffic request. Misal request masih dari IP Public A, maka respon dari server juga harus keluar dari IP Public A. Jika ternyata traffic respon keluar dari IP Public B, maka traffic tersebut tidak dikenali oleh cilent yang mencoba mengakses server. Rule yang harus dibuat seperti berikut : 
     
    Rule NAT untuk fowarding sudah selesai, jika kita memiliki lebih dari satu server sedangkan kita hanya memiliki satu IP public, kita bisa foward berdasarkan port. Misal untuk server A dapat diakses melalui port 5678, kemudian server B melalui port 8910. Dengan logika tersebut, ketika router menerima koneksi dari port 5678, maka koneksi tadi akan diteruskan ke Server A, begitu juga ketika router menerima koneksi dari port 8910, maka akan diteruskan ke server B. Sekarang coba akses server dari jaringan internet menggunakan ip public yang terpasang di mikrotik.
    Hairpin NAT 
    Kemudian kira - kira bisa tidak server diakses dari jaringan Lokal menggunakan ip public di mikrotik tadi ?. Jawabannya adalah tidak bisa. Kenapa ?
    Pada saat diakses dari internet, misal client memiliki IP Public 2.2.2.2, aliran trafficnya akan seperti berikut : 
     
    Dari aliran data diatas, ketika Server diakses dari internet data bisa dikirim dengan baik oleh router.
    Tetapi lain hal, jika diakses dari jaringan Lokal, misal client memiliki IP Address 192.168.88.2, maka aliran data akan menjadi seperti berikut :
     
    Yang terjadi adalah server langsung mengirim traffic respon langsung ke client tanpa melewati router, karena source address ada dan dikenali di jaringan Server (masih dalam 1 segmen IP). Traffic respon yang dikirim dari server akan ditolak oleh client, karena sebelumnya client me-request ke router mikrotik terlebih dahulu, bukan langsung ke Server. Client hanya mau menerima respon dari ip yang sebelumnya dituju, yakni 202.123.123.123. Nah solusinya adalah dengan menambahkan Rule NAT untuk traffic dari Lokal menuju Server. 
     
    Rule NAT diatas akan mengubah source ip address yang sebelumnya adalah ip komputer client, digantikan dengan ip router Mikrotik ketika data diteruskan dari router Mikrotik ke server. Maka server akan mengirimkan data respon ke router Mikrotik, bukan langsung ke komputer clinet. Dengan rule nat baru tersebut, maka aliran data akan menjadi seperti berikut : 
     
    Dengan begitu, client dari jaringan lokal bisa mengakses ke Server dengan IP Public yang terpasang di router Mikrotik. Konfigurasi diatas disebut dengan Hairpin NAT.

    sumber : http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=75

    Cara Membuat Konfigurasi Proxy & Transparent Proxy Di Mikrotik

    Pada artikel kali ini kita akan belajar mengenai Cara Membuat Proxy di Mikrotik, Proxy adalah sebeuah fitur server yang digunakan untuk mempercepat koneksi jaringan, menghemat bandwidth dan blok situs.
     Lihat juga videonya ya :D
    Mengaktifkan Web Proxy dan Transparent Proxy
    Cara kerja proxy adalah ketika user mengakses sebuah situs untuk pertama kalinya di sebuah jaringan maka proses yang terjadi adalah Browser akan request ke proxy server di jaringan tersebut, lalu proxy server akan mencari dan mencocokan data yang di minta client, jika data tersebut tidak ada di dalam server, maka proxy akan request ke web server situs yang di tuju, dan jika sudah mendapatkan data web tersebut, proxy akan menyimpanya terlebiih dulu dan mengirimkannya kembali ke client, tapi jika ada di dalam proxy server maka proxy server akan mengirimkan data web tersebut langsung ke client, sehingga dalam hal ini kita dapat menghemat bandwidth dan mempercepat koneksi jaringan. Ok kalau begitu ini dia tutorialnya :
     Catatan :
    Hal yang pertama kita lakukan adalah pastikan anda telah mengkonfigurasi IP Address, DNS, dan NAT. Jika sudah :
    A. Mengaktifkan Web Proxy Mikrotik
    1. Menampilkan Pengaturan Web Proxy
    Di halaman utama Mikrotik klik menu IP > Web Proxy

    2. Isi Data
    Di tab General isi seperti ini :

     Keterangan
     Tandai Enable untuk mengaktifkan Proxy
    ➥ Port 3128 adalah port untuk proxy
    ➥ Cache Administrator adalah nama admin / pembuat proxy (bebas), email juga bisa
    ➥ Cahce on disk agar cache atau data disimpan dalam hardisk
    lalu klik OK

    3. Cek Konfigurasi
    untuk melihat hasilnya klik kembali System > Web Proxy dan klik Tab Status


    karena konfigurasi proxy di atas adalah Non-Transparent (User bisa memilih memakai proxy atau tidak), maka hal yang dilakukan agar user menggunakan proxy adalah menambahkan IP address Proxy server di browsernya,

    Konfigurasi proxy diatas menurut saya sangat ribet, karena kita harus setting proxy satu persatu, memang tidak masalah jika hanya 2 atau 3 user saja, tapi kalau 20 atau 30 user, Repot Bukan ?, untuk itu kita harus membuat Proxy tersebut menjadi transparent agar kita tidak perlu repot-repot setting proxy di cleint satu persatu.

    B. Konfigurasi Transparent Proxy 
    1. Menambahkan Konfigurasi NAT
    klik menu IP > Firewall > (Tab) Nat > klik tanda +, untuk menambahkan

    2. Tab General
     Chain = dstnat
     Protocol = tcp
     Dst. Port = 80


    3. Tab Action
     Action = Redirect
     To Ports = 3128


    4. Hasil
    lalu klik OK, ini adalah hasilnya


     Penjelasan Cara Kerja Proxy :
    Setiap alamat IP yang melalui protokol TCP yang akan menuju (destination) Port 80 (http) maka akan dialihkan (Redirect) ke Port Proxy server (3128).
    5. Cek Konfigurasi
    Untuk mengeceknya klik menu IP > Web Proxy > Tab Status > klik menu Connections
    Jika ada isinya maka Transparent Proxy sudah berjalan
    Itulah tutorial mengenai Cara mambuat Transparent Proxy Server Di Mikrotik, jika web proxy sudah aktif maka anda bisa menggunakannya sebagai cara untuk memblokir situs, untuk pembahasan cara blokir situs akan saya bahas di artikel selanjutnya, di artikel itu juga akan saya bahas cara memblokir situs dengan protokol Https menggunakan Mangle dan Layer 7 Protocols.

    Sekian dan Terimakasih telah berkunjung
    Sumber : https://www.bluespedia.xyz/2014/02/cara-membuat-konfigurasi-proxy-di.html 

    3 Cara Blokir Situs Di Mikrotik, Termasuk HTTPS (Web Proxy, L7P, Mangle)

    Bagi seorang admin pekerjaan untuk blokir situs merupakan pekerjaan yang harus di lakukan, karena hal itu dapat mengefektifkan waktu kerja, agar fasilitas internet pada saat jam kerja bisa di gunakan dengan baik, menggunakan internet untuk keperluan kerja saja, bukannya untuk kepentingan pribadi seperti mengakses social media (Facebook, Twitter), streaming video (Youtube), situs berita (detik, tribunnews), apalagi mengakses toko online (tokopedia, bukalapak, olx, lazada, dll).

    Pada tutorial kali ini saya akan membahas cara memblokir situs-situs yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pada umumnya contohnya situsnya seperti yang saya sebutkan sebelumnya, metode yang akan saya gunakan untuk blokir situs adalah menggunakan web proxy untuk situs yang bukan Https dan menggunakan Layer 7 Protocols dan mangle untuk situs https, mengapa saya bedakan ?, hal itu karena kemampuan web proxy yang tidak bias memblokir web https, baiklah berikut tutorialnya :

    A. Blokir Situs dengan Web Proxy
    Sebelum anda melakukan tutorial ini, pastikan web proxy pada mikrotik anda sudah aktif dan sudah di setting transparent, jika belum anda bisa melihat tutorialnya di artikel sebelumnya berikut linknya : Mengaktifkan Web Proxy dan Setting Transparent Proxy

    1. Menampilkan Pengaturan Web Proxy Access
    Untuk menampilkan pengaturanya, klik menu IP > Web Proxy (Paling bawah), lalu di tab General web proxy lihatlah kesebelah kanan halaman, di sana akan ada navigasi dan klik Access.
    2. Menambahkan Situs yang di Blokir
    Untuk menambahkan situs yang di blokir, klik tanda + Biru (sebelah kanan atas baris menu) lalu isi :
     Dst port : 80 (Port yang digunakan user untuk berselancar di internet)
    Dst Host : www.detik.com (isi dengan alamat situs yang akan di blokir)
    Actions : deny (memblok alamat situs yang di tuliskan pada dst host)
    Redirect To : untuk meredirect / mengalihkan situs yang di blok ke situs lain
    Jika sudah jangan lupa klik OK, 
    3. Percobaan
    Sebagai langkah perbandingan, pertama saya akan akses situs yang di blokir ketika pengaturanya di disable / tidak di aktifkan, dan hasilnya pun situs bisa di akses, berikut screen shootnya :
    Setelah percobaan pertama selesai dan situs bisa di akses, sekarang saatnya saya akan mengkases kembali situs tersebut, tapi dalam kondisi settinganya di aktifkan, berikut screen shootnya.
    Untuk area gambar yang saya berbingkai hijau, itu adalah tampilan default dari web yang di blokir, dimana isinya menuliskan alamat yang di blokir dengan alasan akses tidak di izinkan (access denied) dan alamat email dari admin jaringan sebagai kontaknya.

    4. Kelemahan Web Proxy
    Kelemahan jika kita menggunakan web proxy untuk blokir website adalah website yang menggunakan https tidak akan bisa blokir contohnya facebook, youtube, tokopedia, bukalapak, maka dari itu untuk memblokir situs https saya menggunakan fitur layer 7 protocols dan menggunakan mangle.
     Video Terkait :
    Jangan lupa lihat videonya juga ya :D
    Cara Memblokir Situs Di Mikrotik Menggunakan Web Proxy
    B. Blokir Situs dengan Layer 7 Protocols (L7P)
    Hal pertama yang harus anda lakukan untuk blokir situs Https adalah membuat sebuah script blokir situs di layer 7 protocols, berikut caranya :

    1. Membuka Layer 7 Protocols
    Untuk membuka fitur L7P, klik menu IP > Firewall, lalu pilih tab Layer 7 Protocols (Tab paling kanan)

    2. Membuat script L7P
    Untuk membuat konfigurasi / script baru, klik tanda + Biru, lalu isi kolom Name dengan nama script dan Regexp : ^.+(situsdiblok1.com|situsdiblok2.com).*$, contohnya disini saya memblok facebook, youtube, dan beberapa toko online. Jika sudah Klik OK
    3. Membuat Filter Rules | Tab General
    Setelah membuat script L7P, langkah berikutnya membuat filter rules / aturan untuk menjalankan script L7P, Klik menu IP > Firewall lalu pada tab Filter Rules klik tanda + untuk membuat konfigurasi baru, pada tab general isi kolom chain forward
    4. Tab Advanced
    Pada tab Advanced, isi kolom layer7 Protocols dengan nama script L7P yang telah di buat sebelumnya.
    5. Tab Action
    Sedangkan pada tab action pilih Drop, dan jika klik OK
     Penjelasan :
    Setiap user yang mengakses situs yang telah di tuliskan pada L7P (Tab Advanced) maka akan diarahkan (Chain : Forward) dengan aksi di blokir (Action : Drop)
     Video Terkait :
    Jangan lupa lihat videonya juga ya :D
    Cara Memblokir Situs Https Di Mikrotik Menggunakan L7P
    C. Blokir Situs Https dengan Mangle
    Jika L7P masih tidak mempan untuk memblokir situs Https, ada satu cara lagi yaitu dengan menggunakan Mangle dan Filter Rules, langsung saja berikut pembahasanya :

    1. Membuat Settingan Mangle
    Untuk membuat settingan baru, klik menu IP > Firewall > dan pilih Tab Mangle, lalu di tab mangle klik tanda + untuk membuat settingan.
    2. Tab General | Mangle
    Pada tab general isi chain dengan Forward, lalu Src. Addrees dengan IP network jaringan yang akan di blok, di sini saya menggunakan 192.168.1.0/24 atau jika anda menggunakan lebih dari satu network isikan saja 0.0.0.0/0 (berlaku untuk semua network).

    3. Tab Advanced | Mangle
    Untuk tab Advanced isi content dengan nama situs yang di blok, contohnya disini saya menuliskan youtube.
    4. Tab Action | Mangle
    Sedangkan untuk tab Action, isi pada kolom action dengan add dst to address list, dan untuk Address list dengan sebuah nama untuk daftar IP situs yang di blok.
     Penjelasan :
    Setiap user yang mengakses situs yang di blok (Content : Facebook) maka akan di arahkan (Chain : Forward) dengan respon mencatat semua koneksi pada situs tersebut (Action : add to address list) ke dalam sebuah list (Address List : nama_list)
    5. Cek Address List
    Untuk mengecek berhasil atau tidak konfigurasi mangle tadi, cobalah untuk mengakses situs yang di blok, lalu diamkan sampai proses loading selesai, setelah itu cek di mikrotik pada menu IP > Firewall > Tab Address List.
    Jika pada tab Address List ada isinya yang berupa alamat IP (seperti gambar di atas) maka konfigurasi mangle berhasil, dan langkah selanjutnya.

    6. Membuat Filter Rules Baru
    Setelah mangle, buatlah sebuah Filter Rules baru

    7. Tab General | Filter Rules
    Isi chain dengan forward
    8. Tab Advanced | Filter Rules
    Pada tab Advanced isi Dst. Address List dengan nama list yang telah di buat sebelumnya.
    9. Tab Action | Filter Rules
    Isi kolom Action dengan Reject dan Reject With dengan icmp network unreachable, dan terakhir Klik OK.
     Penjelasan :
    Setiap user yang mengakses alamat sebuah situs yang tercatat pada Address List (Dst. Address) maka akan di arahkan (Chain : Forward) dengan respons Reject (Action) dan menampilkan pesan network unreachable pada web browser (Reject With).
    Lihat juga videonya ya :
    Blokir Situs Https (Youtube) Menggunakan Mangle - Firewall di Mikrotik
     Catatan :
    Jika web proxy memblok situs dengan cara langsung memblok situsnya, maka beda lagi dengan L7P dan Mangle yang blokir situs dengan cara memperlambat koneksi / respons dari web yang di tuju, sehingga web browser akan menampilkan pesan “web tidak bisa di akses karena halaman web yang di minta tidak merespons”
    Itulah tutorial kali ini mengenai blokir situs pada mikrotik dengan 3 cara yaitu menggunakan Web Proxy, Layer 7 Protocols dan Mangle, semoga dengan adanya tutorial ini anda sebagai admin jaringan bisa mempermudah pemblokiran situs-situs yang tidak ada hubunganya dengan pekerjaan, sehingga kinerja karyawan pada kantor anda bisa maksimal, sekian tutorial kali ini semoga bermanfaat, Terimakasih

    Sumber : https://www.bluespedia.xyz/2017/01/3-cara-blokir-situs-di-mikrotik.html